Capungmerah.com – Capsicum frutescens atau bahasa lainnya cabe rawit ini adalah tanaman yang pada awalnya berasal dari benua Amerika sampai menyebar ke daerah kita ini. Cabe rawit sendiri adalah merupakan teman makan favorit yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia karena seringnya dikonsumsi sebagian masyarakat yang ada di Indonesia khususnya. Cabe rawit ini sering mengalami kelonjakan harga pada waktu-waktu tertentu dan juga terkadang hingga harga cabai itu sendiri sampai tidak terkendali.
Selain itu cabe rawit bisa menjadi pengganti jeruk karena khasiat cabe rawit dalam memberikan Vitamin C yang banyak dan berguna untuk tubuh kita. Oleh karena itu, cabe rawit ini menjadi salah satu tanaman yang sangat bermanfaat dalam system kekebalan tubuh dan juga akan berguna dari segi pemenuhan ekonomi. Sebaiknya jika kita mulai melakukan budidaya cabe sendiri untuk menghemat pengeluaran. Berikut ini adalah cara menanam cabe rawit yang bisa kita praktekkan agar cepat tumbuh:
1. Pengolahan Media Tanam
Dalam melakukan proses penanaman cabe rawit, sebaiknya kita melakukan terlebih dahulu pengolahan media tanam. Sehingga, apabila penyemaian bibit telah selesai kita lakukan maka dapat segera melakukan penanaman bibit tersebut. Untuk melakukan pengolahan media tanam pada cabe rawit ini, sebaiknya dilakukan pemerhatian yang lebih pada langkah-langkah yang akan dilakukan agar media tanam cabe rawit dapat berfungsi dengan baik. Untuk lebih detailnya sebaiknya kita perhatikan langkah-langkah cara menanam cabe rawit sebagai berikut ini:
- Membajak dan mengolah lahan
Bajaklah lahan atau cangkullah lahan yang akan ditanami cabe rawit agar tanah yang akan dipakai menjadi gembur atau subur. Sehingga kita bisa membuang hama serta gulma yang yang ada disekitar media tanam. Selain membuang gulma, proses ini bisa membuat tanah gembur dan membuat tanah yang akan digunakan mengeluarkan racun yang mengendap didalam tanah sehingga terjadinya perputaran oksigen didalam tanah lebih baik.
- Tanah memiliki pH diatas 5
Tanah yang direkomendasikan untuk menanam tanaman cabe rawit ini adalah tanah yang memiliki pH atau satuan tingkat keasaman tanah diatas 5. Apabila berada dibawah 5 tingkat ph nya, maka sebaiknya kita memberikan tambahan berupa kapur dolomite tujuannya agar membuat tanah yang akan digunakan untuk menanam cabe rawit memiliki pH yang netral.
Berikanlah kapur dolomite ini dalam keadaan saat melakukan pembajakan lahan. Setelah dilakukan proses pemberian kapur ini, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah mendiamkan paur tersebut selama kurang lebih satu minggu.
- Memberikan kompos atau pupuk kandang pada lahan
Setelah melakukan proses pengapuran tanah terhadap media tanam yang akan digunakan, hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah dengan memberikan pupuk kandang pada tanah yang akan digunakan untuk menanam cabe rawit. Tujuannya adalah sebagai tambahan nutrisi pada tanah berupa zat hara yang dibutuhkan oleh setiap tanaman khususnya cabe rawit untuk tumbuh baik.
- Menunggu sekitar seminggu setelah pengolahan
Tunggulah selama kurang lebih satu minggu apabila telah melakukan proses pengolahan dan pemupukan. Tujuannya adalah membiarkan lahan ini agar pupuk kandang yang sebelumnya telah diberikan ketika pengolahan dapat teresap dengan sempurna pada tanah yang akan digunakan dalam proses penanaman nanti.
2. Pemilihan Bibit Cabe Rawit
Dalam hal ini, terdapat dua hal yang dapat kita lakukan untuk memilih biji cabe rawit yang akan digunakan untuk melakukan budidaya. Yang pertama kita dapat lakukan adalah membeli benihnya dari toko tanaman, atau kita dapat membuatnya sendiri di rumah. Tetapi, di sini kita akan mencoba untuk membuatnya sendiri terlebih dahulu bibitnya.
Syarat yang dibutuhkan untuk melakukan pembibitan tanaman cabe rawit yang harus diperhatikan adalah dari berat cabe rawit itu sendiri. Juga, bagian kulit cabe rawit tidak boleh keriput, bersih, dan cerah agar dapat menghasilkan bibit cabe rawit yang baik. Adapun hal yang perlu untuk diperhatikan dalam memilih biji adalah sebagai berikut ini:
- Ambilah benih cabe rawit yang berbuah lebat dan baik
- Ambilah benih cabe rawit yang telah memasuki umur sekitar 7 – 8 bulan, sehingga produksi cabe rawit menjadi maksimal
- Ambilah benih cabe rawit yang tidak terkena hama maupun penyakit lainnya
- Ambilah benih cabe rawit yang baik pada bagian batangnya, ranting, daun, serta buahnnya subur dan segar
- Ambilah benih cabe rawit yang bersih, tidak memiliki bintik-bintik pada buahnya
- Ambilah benih cabe rawit yang memiliki buah yang besar atau berkualitas baik
- Ambilah benih cabe rawit yang kulitnya terlihat mengkilap dan sehat apabila terkena cahaya
Khusus untuk ini, ambilah benih cabe rawit yang berasal dari cabe yang dipetik pada bagian bawah dari cabang tanaman pohon cabe. Kemudian, biji cabe rawit yang diambil pada bagian tersebut selanjutnya disemaikan agar siap untuk ditanamankan pada lubang tanam di lahan kita.
3. Penyemaian Bibit Cabe Rawit
Benih-benih yang sebelumnya telah kita kumpulkan menjadi satu kemudian dilakukan penyemaian agar siap menjadi bibit cabe unggul. Untuk melakukan hal tersebut, maka kita memerlukan sebuah tempat yang bisa memberikan perlindungan baik bagi bibit agar tidak terkena sinar matahari secara langsung, air hujan, serta terkena angin yang kencang sehingga merusak bibit cabe.
Selanjutnya kita siapkan polybag yang berukuran 5 x 10 cm. Polybag tersebut kemudian kita isi dengan menggunakan media penyemaian hingga terisi ¾ dari polybag tersebut. Media penyemaian yang digunakan bisa berupa campuran dari tanah, arang sekam dengan pupuk kompos dengan perbandingan antara komposisi tersebut sebanyak 1:1:1. Ketiga komposisi tersebut, sebelum kita gunakan untuk media penyemaian, sebaiknya dilakukan pengayakan agar bahan-bahan yang akan digunakan nanti dapat tercampur hingga merata.
Setelah media penyemaian yang akan kita gunakan telah siap, kemudian biji cabe rawit sebaiknya direndam dengan menggunakan air hangat sebelumnya sekitar 6 jam. Tujuannya adalah untuk meningkatkan dan memberi rangsangan dalam pertumbuhan tanaman cabe rawit kelak. Setelah itu, kita masukkan benih-benih yang sebelumnya telah direndam kedalam polybag tadi.
Tanamlah benih cabe rawit tersebut dengan kedalaman 0.5 cm. Kemudian pada lubang tanam cabe tersebut ditutup kembali dengan menggunakan media tanam yang tersedia atau disipakan sebelumnya. Apabila telah ditanam, maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pemberian air secara berkala terhadap bibit cabe rawit. Untuk pernyiraman sebaiknya dilakukan pada waktu setiap pagi dan sore hari.
Diperhatikan pula agar air yang kita gunakan untuk menyiram tanaman cabe tadi tidak terlalu deras agar tidak merusak bibit serta media tanam yang kita gunakan. Oleh karena itu, sebaiknya penyiraman penyemaian dilakukan dengan bantuan media kertas koran yaitu dengan cara menutup bagian permukaan polybag dengan menggunakan kertas koran yang kemudian kita sirami dengan menggunakan air di atasnya.
4. Teknik Menanam Tanaman Cabe Rawit
Bibit yang telah ditanam di polybag tadi akan mulai melakukan pertumbuhan dengan maksimal waktu yang diperlukan sekitar dua minggu. Pada umumnya, tunas dari tanaman cabe rawit ini akan mulai tumbuh apabila telah memasuki hari ke-7 atau seminggu. Kemudian, untuk proses pemindahan bibit tanaman cabe rawit dari polybag menuju area lahan dapat dilakukan ketika bibit cabe rawit telah memiliki daun sebanyak 4 – 6 helai atau telah memasuki usia 1 – 1.5 bulan setelah proses penyemaian di polybag.
Setelah dilakukannya penyemaian, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah dengan cara menanam cabe rawit ke area lahan yang telah disiapkan dsebelumnya dengan cara memindah saja. Perhatikan akar dari bibit cabe rawit ini agar tidak rusak. Buatlah lubang pada lahan yang akan ditanami cabe dengan ukuran yang disesuakan dengan besarnya tunas tanaman cabe rawit tadi.
Lakukanlah proses pemindahan yang dapat dilakukan ketika pagi hari dan sore hari agar bibit dari tanaman cabe rawit tersebut tidak mudah layu kemudian mati.
5. Proses Penyiraman
Pada proses pemberian penyiraman cabe rawit ini sebenarnya dapat dilakukan hanya pada saat musim kemarau saja atau ketika perlu disiram, karena apabila pada suatu kondisi tertentu atau tanaman cabe rawit ini jarang mendapatkan air maka akan mengalami kekeringan dan kemudian bibit akan mati.
Untuk mengantisipasi hal ini terjadi, pengairan dapat dilakukan dengan cara memberikan kucuran pada setiap pokoknya atau dengan merendam bendengan yang ditanami tanaman cabe rawit ini. Untuk melakukan perendaman terhadap bibit tanaman cabe rawit itu sendiri sebaiknya bisa kita lakukan pada interval waktu 2 minggu sekali.
Apabila tidak ingin melakukan perendaman terhadap bendengan cabe rawit ini dapat pula dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara menyirami tanaman cabe rawit sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Atau dapat pula kita lihat pada kelembaban tanah yang digunakan dalam tanaman cabe rawit ini.
6. Membuat Bedengan
Kemudian, agar tanaman cabe rawit ini dapat tumbuh dengan sempurna dan baik, kita sebaiknya melakukan pembuatan bendeng pada bagian atas dari lahan yang akan digunakan untuk penanaman dengan lebar yang kita butuhkan sekitar kurang lebih 1 meter, dengan ketinggian kira-kira sekitar 30 cm, dan panjang yang disesuaikan pada lahan yang akan kita gunakan.
Selain itu, pada bendengan yang sebelumnya telah dibuat tadi sebaiknya dilakukan pemberian jarak antar bendeng agar jaraknya tidak terlalu rapat sehingga dapat berfungsi sebagai parit tempat air mengalir dengan jarak antar bendengan kurang lebih sekitar 50 – 80 cm lebarnya.
Apabila telah dibuat bendengan dengan ukuran yang telah disesuaikan seperti di atas, kemudian dilakukan proses penutupan terhadap bendengan tadi yang akan digunakan dengan menggunakan plastik, tak lupa sebaiknya dibuatkan juga lubang tanam dengan menggunakan sebuah kaleng untuk membuat lubang di plastik. Untuk jarak yang diperlukan antar lubang tanam dengan lainnya yang diperlukan adalah sekitar 50 – 60 cm dengan bentuk zig zag atau istilah jawanya “Nguntu Walang”.
Terakhir, bendengan tadi didiamkan kembali dan ditutup dengan plastik yang sebelumnya telah kita gunakan dalam kurun waktu sekitar satu minggu, hal ini dilakukan sebelum proses penanaman tanaman cabe rawit itu sendiri dimulai.
7. Cara Perawatan
Perawatan yang dapat kita lakukan untuk merawat tanaman cabe rawit ini akan dijelaskan sebagai berikut:
- Pemasangan Ajin
Agar tanaman cabe rawit ini tidak roboh karena akarnya yang rentan terhadap serangan angin dan hujan kemudian ambruk, maka diperlukan pemasangan ajin terhadap tanaman cabe agar tanaman tidak mudah tumbang dan dapat berdiri dengan kokoh apabila terjadi gangguan dari luar seperti dari alam. Apabila terjadi keterlambatan dalam memasangkan ajin pada pohon cabe, maka akan ditakutkan akan merusak akar serta menghambat pertumbuhan dari akar tanaman cabe itu sendiri.
- Perempelan
Lakukan pula proses perempelan terhadap tunas-tunas yaitu pada bagian bawah tanaman cabe rawit ini. Apabila tunas mulai tumbuh pada bagian pangal batang cabe rawit, atau dari daun cabe, maka sebaikknya dibuang dengan cara dirempel tunasnya. Proses perempelan ini juga bisa dilakukan pada posisi bagian bawah apabila terdapat 4 – 5 tunas yang telah tumbuh di situ.
8. Penyiangan Cabe
Proses penyiangan cabe rawit ini adalah proses untuk membersihkan area lahan yang digunakan sebagai tempat penanaman oleh cabe rawit. Sebaiknya, kita memperhatikan pertumbuhan gulma yang berada di area lahan cabe untuk mengetahui kapan sebaiknya dilakukan proses penyiangan agar tetap terawat.
Apabila gulma mulai banyak di area lahan cabe, maka sebaiknya segera dilakukan penyiangan agar tanaman cabe dapat tetap tumbuh dengan baik. Karena gulma yang berada disekitar tanaman cabe rawit akan mengambil nutrisi untuk tanaman cabe rawit yang kita tanam sehingga mengganggu pertumbuhan pula.
Lakukan pembersihan gulma cabe rawit dengan cara mencabut hingga bagian akar dari tanaman gulma tersebut, atau dipotong gulmanya dengan menggunakan sabit. Apabila diperlukan, kita dapat mencangkul lahan cabe agar gulma tidak tumbuh lebih cepat dan liar. Tetapi perlu diperhatikan pula agar tidak mengenai tanaman cabe rawit atau akarnya yang kita tanam agar terhindar dari hal yang tidak kita inginkan.
9. Tahap Pemupukan
Selain melakukan penyiangan, pemupukan adalah cara lain untuk merawatnya dan semakin meningkatkan pertumbuhan dari tanaman cabe rawit. Untuk melakuka pemupukan dapat kita lakukan apabila umur dari tanaman cabe rawit ini telah memasuki usia satu bulan sejak dilakukannya penyiangan tadi.
Kemudian, kita dapat memberikan pemupukan lanjutan pada tanaman cabe rawit apabila telah memanen cabe rawitnya. Jenis pupuk yang digunakan dapat kita menggunakan pupuk kompos maupun pupuk organik cair.
Apabila kita memilih untuk menggunakan pupuk komppos, maka kita dapat memberikan pupuk kompos dengan dosis kira-kira sekitar 500 – 700 gram untuk setiap tanaman yang berada di lahan kita atau apabila ingin menggunakan pupuk organic cair, kita dapat memberikannya juga dengan dosis takaran 100 ml untuk setiap tanaman yang berada di area lahan itu.
10. Masa Panen
Pada umumnya, tanaman cabe rawit ini akan mulai mengeluarkan buahnya ketika telah memasuki umur 3 bulan dan proses pemanenan biasanya dapat kita lakukan ketika memasuki umur 6 bulan, terkadang juga bisa melebihi waktu 6 bulan. Biasanya, apabila usia dari tanaman cabe rawit ini telah memasuki usia ke-24 bulan maka frekuensi panen yang memungkinkan terjadi adalah bisa sebanyak 15 – 18 kali panen.
Tetapi, apabila tanaman cabai rawit ini semakin tua umurnya, maka hal yang kemungkinan akan terjadi pada tanaman cabe rawit adalah semakin menurun pula produktivitas dari tanaman cabe ini. Sehingga yang terjadi adalah menurunnya hasil panen dan tingkat ekonomi dari tanaman tersebut ketika dibudidayakan. Oleh karena itu apabila dimungkinkan tanaman cabe rawit ini sampai umur ke-12 bulan saja karena akan memiliki hasil yang seimbang.
Untuk melakukan pemanenan, kita sebaiknya melakukannya ketika pagi hari maupun siang hari pemetikannya. Pemanenan juga dapat dilakukan dengan cara hanya memetik buah cabe berikut pula dengan tangkai yang berada pada cabe tersebut. Contoh cabe rawit yang tergolong baik adalah cabe rawit yaitu yang memiliki badan yang ramping, tetapi memiliki isi yang padat dan bobot yang proporsional.
Baca juga:
- Budidaya Cabai Rawit dari Biji di Rumah
- Budidaya Jamur Tiram dan Langkah-langkahnya
- Budidaya Ikan Cupang untuk Pemula
Biasanya, ciri-ciri seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah jenis cabe rawit yang memiliki harga jual yang lebih tinggi dari pada cabe rawit yang buahnya besar tapi tidak memiliki isi pada bagian dalamnya atau kopong.
Penanggulangan Hama Tanaman dan Penyakit Tanaman Cabe Rawit
Penangguulangan hama sebenarnya dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara mengambil hama dan membuang hama tersebut. Selain itu, penyakit bisa dihilangan dengan cara menggunakan pestisida untuk disemprotkan.
- Untuk menghindari serangan dari hama ulat, kepik, maupun hama-hama lainnya, sebaiknya dilakukan penyemprotan tanaman cabe rawit dengan menggunakan insektisida jenis lannate, regent, maupun metindo
- Untuk mengendalikan serangan dari hama kutu tanaman kita dapat memberikan pestisida aksarida dengan jenis alfamex, samite, dan bamex
- Untuk mengendalikan serangan dari penyakit seperti jamur pada tanaman kita dapat menyemprot menggunakan fungisida dengan jenis bion m, dan amistartop
- Untuk mengendalikan serangan penyakit dari jenis bakteri kita dapat memberikan bakterisida yang sesuai.
Tips Budidaya Cabe Rawit
Karena kondisi lokasi adalah salah satu syarat dari tanaman untuk tetap bertahan hidup, maka sebaiknya dilakukan pula pemilihan lokasi agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan maksimal pertumbuhannya. Untuk mengetahui kriteria tersebut yang dibutuhkan oleh tanaman cabe rawit ini dalam menentukan lokasinya adalah dapat disimak melalui penjelasan dibawah ini:
- Tanaman cabe rawit adalah jenis tanaman yang dapat tumbuh di area mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu sekitar 300 – 2000 meter diatas permukaan laut pada umumnya
- Suhu yang dibutuhkan tanaman cabe rawit ini untuk dapat tumbuh normal adalah sekitar 24 – 27 derajat celcius
- Kelembaban tanah yang diperlukan untuk tumbuh dengan baik adalah tanah yang ditanami cabe tidak boleh terlalu lembab
- Penanaman cabe rawit ini sebenarnya dapat dilakukan pada sawah yang sebelumnya telah digunakan menanam padi, tetapi syaratnya tetap harus memiliki kondisi tanah yang gembur, mempunya zat hara, dan air yang cukup tersedia
- Tanaman cabe rawit adalah jenis tanaman yang sangat membutuhkan sinar matahari secara langsung terus menerus tanpa tertutupi pohon atau lainnya yang berada diatasnya
- pH tanah yang dibutuhkan oleh tanaman cabe rawit ini untuk tumbuh adalah sekitar 5 – 7.
Demikian informasi yang kami sediakan tentang bagaimana cara menanam tanaman cabe rawit mulai dari benih hingga menjadi tanaman yang siap panen. Semoga kita bisa menanam cabe rawit sendiri di rumah sehingga bisa menghemat uang untuk membeli cabe yang selalu naik extreme di pasar.
Semoga bermanfaat …
Leave a Reply